Friday, January 24, 2025
HomeBudayaKisah Legenda Batu Nabontar Boru Hutajulu di Danau Toba Laguboti

Kisah Legenda Batu Nabontar Boru Hutajulu di Danau Toba Laguboti

Kisah tentang penunggu pantai Lumban Binanga di Laguboti, Kabupaten Toba, yang oleh penduduk lokal memanggilnya dengan Namboru. Bagi penduduk lokal di Desa Lumban Binanga Laguboti ada cerita melegenda tentang mitos Batu Nabontar. Konon Lokasi bersemayamnya Namboru Batu Nabontar ini dipercaya berada di pertemuan antara ujung sungai (hilir) Aek Simare dengan Danau Toba yang berada dekat instalasi pompa air PDAM Tirtanadi Lumban Binanga.

Kisah Asal Usul Legenda Batu Nabontar

Ada Raja Partambus Hutajulu yang tinggal di Dusun Hite Dalan, Desa Lumban Bagasan, Laguboti. Raja Partambus kalah main judi dengan Raja Silepe Sinurat yang tinggal di Janji Matogu, Kecamatan Uluan. Raja Partambus berhutang banyak dengan Raja Silepe Sinurat dengan dengan gantinya adalah putri Sulungnya.

Tiba hari yang dijanjikan untuk membayar hutang yang dijanjikan, kemudian Raja Partambus menyuruh anaknya yang nomor dua untuk mengantarkan saudarinya ke kampung Raja Sinurat di Janji Matogu menggunakan solu (sampan) mengintari sungai Aek Simare yang berhilir ke Danau Toba menuju Sigaol, Kecamatan Uluan.

Tapi begitu tiba muara sungai Aek Simare dengan Danau Toba di Pantai Lumban Binanga, Si Boru Hutajulu langsung melompat ke dalam Danau Toba bersama alat-alatnya seperti pinggan Nabontar (piring tembikar berwarna putih) yang telah dibekali oleh Ibunya Boru Sibarani. Siboru Hutajulu merasa sedih karena dia menjadi alat bayar hutang bapaknya, padahal dia sudah memiliki kekasih marga Pasaribu dari Desa Haunatas.

Guru Mangatur Hutajulu berusaha dengan susah payah mencari saudarinya ke dalam Danau, namun tidak kunjung ketemu, kemudian dia pulang ke kampung untuk memberitahu kepada ayahnya tentang kejadian tersebut, mendengar berita tersebuat ayahnya marah besar dan menyuruh anaknya mencari lagi saudarinya sampai ketemu, dan mengancam anaknya tidak boleh pulang ke kampung kalau tidak menemukan saudarinya tersebut.

Kemudian Guru Mangatur Hutajulu mengulangi mencari saudarinya tersebut ke dalam danau, namun dia hanya melihat seperti batu warna putih (batu nabontar). Karena takut tidak bisa menemukan saudari maka dia takut pulang ke kampung dan terus mengayuh sampan hingga sampai di Pulau Samosir, kemudian dia tinggal disana dan menikah dengan boru Simbolon di Huta Parmonganan Ria Niate, Pangururan, Kabupaten Samosir. dan kemudian dia beranak pinak disana.

Ayanya Raja Partambus tetap menunggu kabar putrinya namun tidak kunjung datang, kemudian Raja Silepe menagih hutang supaya dibayar.

Karena mendengar kabar bahwa putrinya tenggelam di danau toba dan anaknya sudah pergi merantau maka diberikanlah putrinya paling bungsu kepada Raja Silepe untuk membayar hutangnya tersebut, yang kemudian berketurunan di daerah Janji Matogu, Kecamatan Uluan, Toba.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments